Tuesday, May 10, 2016

Seandainya Rangga Menikah Dengan Gadis Desa di AADC 2

5:38 PM


Oleh: Irham Thoriq

Di tengah hingar bingar film Ada Apa dengan Cinta (AADC) 2, kita mungkin lupa membiji dua hal. Kenapa film ini kembali dibuat setelah 14 tahun film pertama berlalu? Dan kenapa Rangga ingin kembali kepada Cinta setelah sekian lama berpisah?

Pertanyaan pertama mungkin bisa dijawab mudah saja oleh penggarap film yakni karena di sinilah hukum bisnis berlaku. Film pertama yang sukses, pada film kedua tentu kesuksesan sudah menanti, entah seperti apa kualitas film kedua. Mungkin alasan ini jugalah yang membuat Habiburrahman El Shirazy mengeluarkan novel Ayat-Ayat Cinta 2, setelah novel pertamanya sukses di pasaran.

Bagi genarasi 1990-an kebawah, AADC 2 memang seolah memanggil-manggil kenangan yang mengendap 14 tahun lamanya. Ketika film ini memanggil kenangan yang mengendap itu, dengan mudah kita tergugah serta bernostalgia. Hingga akhirnya, AADC 2 memecahkan rekor dan film ini kini bersaing dengan film Holywood Civil War.

Nah, untuk menjawab pertanyaan kedua ini kita harus sedikit berimajinasi karena Rangga dan Cinta adalah tokoh rekaan. Cerita ini tidak diambil dari kisah heroik sepasang pemuda, tidak pula diambil dari kisah negeri seribu satu malam yang penuh dengan keajaiban.

Mari kita berandai-andai Rangga dan Cinta tidak pernah bertemu lagi. Dan menurut saya banyak alasan untuk bisa mewujudkan hal tersebut. Dalam film AADC 2, Rangga digambarkan sebagai pemuda sukses yang menjadi pemilik sebuah kafe di New York, Amerika Serikat. Tentu mendirikan cafe di New York butuh modal yang besar, bukan? Apalagi jika dibandingkan mendirikan cafe di Zimbabwe atau di Madagaskar.

Sedangkan Cinta pada awal-awal cerita AADC 2 sudah bertunangan dengan pengusaha muda yang tajir. Di sinilah sebenarnya kisah Cinta hampir mirip dengan kehidupan asli pemerannya Dian Sastrowardoyo. Pada kehidupan nyata, Dian Sastro mempunyai suami pengusaha muda tajir.

Sebenarnya, agar film ini mendekati dengan kenyataan, Cinta baiknya menikah dengan pemuda tajir itu. Tidak malah menyusul Rangga ke New York, mereka lalu balikan dan berciuman di sebuah taman.

Lalu Rangga sama siapa? Dengan uang yang melimpah di New York, sebenarnya mudah saja bagi Rangga mencari paras perempuan yang sama manisnya dan aduhainya dengan Cinta. Dia bisa berkenalan dengan bule yang menyeruput kopi di kafenya, jalan-jalan menikmati sego angkringan di New York, lalu jadian. Dengan demikian, Rangga bisa melakukan hal lebih dengan apa yang dilakukan dengan Cinta selama ini yakni mereka berdua hanya bisa berciuman.

Atau kalau tidak terbiasa dengan perempuan berkulit putih langsat, Rangga bisa memilih gadis desa di ujung Jawa Tengah yang berkulit sawo matang. Dengan uang yang melimpah, tentu akan sulit sekali gadis desa itu menolak Rangga.

Tapi ini film yang ditunggu penggemarnya 14 tahun, masa ceritanya  memilukan?

Pertanyaan ini biar saja dijawab oleh penggarap film. Tapi, mungkin karena alasan ini jugalah kisah ini berakhir dengan happy ending. Menurut saya karena Happy Ending inilah yang membuat AADC 2 kalah heroik dengan AADC pertama. Ketika saya melihat AADC pertama saat masih SMP, saya tiba-tiba ingin segera SMA. Sedangkan ketika baru-baru ini kembali melihat AADC, saya malah ingin kembali SMA. Tapi, ketika sudah melihat AADC-2, saya tidak ingin menjadi tua sebagaimana Dian Sastro dan Nicholas Saputra (Rangga) yang kini sudah berumur. Perasaan subjektif inilah yang membuat saya menilai kalau AADC pertama lebih bagus dari AADC-2.

Selanjutnya, jika boleh mereka-reka lagi kenapa dalam AADC-2 Rangga begitu ngebet balikan sama Cinta dan kenapa Cinta begitu mudahnya luluh?  Menurut saya karena Rangga sudah lama jomblo.
Pada suatu scane di AADC 2, ketika Cinta bertanya apakah Rangga selama berpisah dengan Cinta pernah pacaran. ”Masa selama itu tidak pernah pacaran,” kata Cinta bertanya. Wajah Ragga tiba-tiba nanar, dan dia menjawab pernah pacaran tapi sudah putus dua tahun lalu.

Nahlo, sebelum Rangga memutuskan terbang dari New York ke Jakarta lalu Jogjakarta untuk menemui Cinta dan Ibunya, Rangga sudah jomblo dua tahun. Saya malah menebak-nebak kalau selama dua tahun itulah sebenarnya Rangga mengalami masa-masa galau.

Rangga galau karena setelah putus dengan pacar terakhirnya, dia menembaki banyak bule tapi celakanya Rangga ditolak terus. Dia juga ingin balikan kepada mantan pacar terakhirnya, tapi apa daya si pacar ternyata sudah menikah dengan bule yang lebih perkasa dari Rangga.

Hingga pada akhirnya Rangga menggunakan line, mungkin sebelumnya dia pakai Whatsapp. Dan di line dia bertemu dengan nama Cinta, dan setelah dilihat foto profilenya, ternyata Cinta yang sudah berpisah dengannya bertahun-tahun. Hanya saja, wajah Cinta kali ini lebih putih, dan tidak ada keriputan meski Rangga sudah tidak bertemu empat belas tahun lamanya.

Karena kegelisan jomblo selama dua tahun inilah lantas Rangga menambahkan Cinta lalu berkomunikasi, bertemu secara tidak sengaja disebuah pameran di Jogjakarta, jalan seharian penuh, dan berciuma di akhir pertemuan itu. Lalu, setelah beberapa hari Cinta menyusul Rangga ke New York, dan lagi-lagi mereka berciuman. Ah, kisah asmara memang sesederhana itu ternyata.

Di tengah kesederhanaan cerita yang ada di AADC, sebenarnya Rangga ingin memberi pelajaran kepada para jomblo kalau jalan selalu terbuka jika kita punya kemauan. Meski kemauannya itu adalah balikan dengan mantan yang sudah bertahun-tahun dilupakan. Andai saja, Cinta tidak dengan mudahnya menerima Rangga dan terus menyueki Rangga, ada baiknya judul film ini berubah menjadi: Ada Apa dengan Jomblo? Dan yang paling pas berduet dengan Rangga adalah orang-orang jomblo disekitar kita.[]


Penulis tinggal di www.irhamthoriq.com
Sumber gambar:

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

1 komentar:

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top