Monday, January 9, 2017

Conte adalah Guru Teladan


Oleh: Muhammad Ilyas

Liga Inggris merupakan Liga terpanas di jagad raya. Beberapa bintang dunia berlaga di Negeri Elizabeth ini. Terbukti persaingan liga ini menjadi hal yang ditunggu-tunggu. Kejutan demi kejutan pun mengalir begitu deras. Mulai transfer pemain termahal Dunia Paul Pogba dengan angka pembelian fantastik yaitu Rp. 2,1 Triliun. Pelatih terbaikpun didatangkan seperti Conte, Pep Guardian Ola, dan kepindahan The Special One. Selain pelatih, liga Inggris juga penuh kejutan, juara bertahan adalah Leicester City, Club ini tidak diperhitungkan, dan dipandang sebelah mata. Tidak hanya itu kompetisi di liga Inggris penuh dengan drama dan sulit untuk ditebak. Itulah secuil alasan mengapa Liga Inggris lebih menarik dari pada liga lainnya di Dunia.

Karakter Liga Inggris berbeda dengan liga-liga lain di Benua Eropa, seperti LA Liga. LA liga ini kalau di terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah (bukan liga), yah karena kata LA Liga ini diadopsi dari bahasa Arab. Hal ini memang benar adanya, kompetisi di sini sudah bisa ditebak juaranya sejak dua tahun yang lalu, yah kalau tidak Duo Madred ya Barcelana. Dan hampir menutup kemungkinan klub lain bisa juara, nah teori hegemoninya Gramsci sangat relevan dalam kasus ini.

Sudahlah untuk menjadi benar dan menjadi yang terbaik bukan berarti merendahkan dan menghina liga lain (karena akhir-akhir ini banyak kelompok yang suka menyalahkan yang lain, dengan konsep the other isn’t me). Kita tetap fokus saja pada sosok guru teladan kita, Conte. Beliau datang ke Stanford Bridge saat keadaan kacau balau, dan Chelsea berada di papan tengah Premier League. Komposisi pemain yang sangat sederhana, dan minimnya belanja pemain. Inilah yang menjadi ujian terberat dari sosok Guru Conte.

Jika kita belajar Sosiologi Dasar, kita akan bertemu dengan sosok August Comte yang melahirkan teori positivis. Nah begitu juga Antonio Conte yang membawa efek positif bagi Chelsea hal ini karena terdapat inisial yang sama yaitu sama-sama (AC), nah jika dihubungkan lagi AC (Air Condisioner) adalah alat pendingin ruangan. Jadi kesimpulannya Antonio Conte merupakan guru yang bertangan dingin dan mampu untuk membina anak asuhnya menjadi yang terbaik (gatukisasi ini bukan konspirasi, tapi berdasarkan analisis tajam penulis).

Antonio Conte adalah sosok yang mendapatkan titah langsung untuk membawa Klub Chelsea ke puncak kejayaannya. Beliau adalah sosok yang mampu mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Misalnya formasi Chelsea yang tidak lazim di Premier League dengan menerapkan 3-4-3. Formasi ini dianggap tidak sesuai dengan karakter liga Inggris, tetapi pada kenyataannya Chelsea meraih kemenangan demi kemenangan. Inovasi inilah yang harus diakui bahwa Antonio Conte mampu menerawang dan meracik pemain yang baru ia kenal dengan sangat bagus. Hal ini tidak dimiliki oleh pelatih lain, bahkan pelatih sebelah, Pep Guardian Ola.

Yang mulia Antonio Conte juga mampu menempatkan pemain sebagaimana mestinya, atau kita kenal dengan istilah right man in the right place. Beliau mampu membaca karakter Eden Hazard sebagai pemain yang diberi keluasaan tempat, sehingga tidak melulu di kiri, melainkan bisa di tengah dan di mana-mana. Cesc Fabregas juga diberikan peran yang sangat krusial, mengatur serangan, dan memberi suplai bola-bola pada mas Diego Costa untuk menjebloskan ke gawang lawan, hal ini dibuktikan dengan ia menjadi top skor sementara liga ini. Kurang afdal jika tidak membahas peran dari Moses dan Willian, kedua pemain ini bertugas mengobrak abrik pertahanan lawan, ditambah lagi dengan kemampuan Eden Hazard yang sangat memukau, sehingga lawan tak mampu berbuat banyak jika ketiganya ini bergerak, baik dengan bola atau tanpa bola.

Pada intinya kehadiran Antonio Conte merupakan berkah bagi khazanah Pendidikan. Dia ibarat guru yang mampu membawa peserta didiknya from zero to hero. Dan mampu menguasai psikologi anak asuhnya, sehingga mampu bertranformasi menjadi klub yang disegani karena formulasi yang sangat brilian dari tangan sang pelatih. Nah sosok Antonio Conte inilah yang diperlukan bagi dunia pendidikan, tidak perlu input yang bagus untuk mencetak output yang bagus.

Inovasi-inovasi terbaru dan kemampuan sang gurulah yang harus ditingkatkan, dan sebagai perancang dari suksesnya peserta didik inilah guru diuji. Keberhasilan peserta didik adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk seorang guru. Hal ini terlihat ekspresi kegembiraan Conte yang meloncat-loncat ketika anak asuhnya menjebloskan bola ke mulut gawang, dan terkadang mengajak penonton untuk lebih bersorak ria, itulah terkadang yang diperlukan. Kita menghargai keberhasilan dan memperbaiki kesalahan, bukan mencela atau menyesatkan seperti para politisi kita.[]


Sumber gambar: l3o_
Powered by Blogger.

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top