Oleh: Irham Thoriq
Di tengah hingar bingar film Ada Apa dengan Cinta (AADC) 2,
kita mungkin lupa membiji dua hal. Kenapa film ini kembali dibuat setelah 14
tahun film pertama berlalu? Dan kenapa Rangga ingin kembali kepada Cinta
setelah sekian lama berpisah?
Pertanyaan pertama mungkin bisa dijawab mudah saja oleh
penggarap film yakni karena di sinilah hukum bisnis berlaku. Film pertama yang
sukses, pada film kedua tentu kesuksesan sudah menanti, entah seperti apa
kualitas film kedua. Mungkin alasan ini jugalah yang membuat Habiburrahman El
Shirazy mengeluarkan novel Ayat-Ayat Cinta 2, setelah novel pertamanya sukses
di pasaran.
Bagi genarasi 1990-an kebawah, AADC 2 memang seolah
memanggil-manggil kenangan yang mengendap 14 tahun lamanya. Ketika film ini
memanggil kenangan yang mengendap itu, dengan mudah kita tergugah serta
bernostalgia. Hingga akhirnya, AADC 2 memecahkan rekor dan film ini kini
bersaing dengan film Holywood Civil War.
Nah, untuk menjawab pertanyaan kedua ini kita harus sedikit
berimajinasi karena Rangga dan Cinta adalah tokoh rekaan. Cerita ini tidak
diambil dari kisah heroik sepasang pemuda, tidak pula diambil dari kisah negeri
seribu satu malam yang penuh dengan keajaiban.
Mari kita berandai-andai Rangga dan Cinta tidak pernah
bertemu lagi. Dan menurut saya banyak alasan untuk bisa mewujudkan hal
tersebut. Dalam film AADC 2, Rangga digambarkan sebagai pemuda sukses yang
menjadi pemilik sebuah kafe di New York, Amerika Serikat. Tentu mendirikan cafe
di New York butuh modal yang besar, bukan? Apalagi jika dibandingkan mendirikan
cafe di Zimbabwe atau di Madagaskar.
Sedangkan Cinta pada awal-awal cerita AADC 2 sudah
bertunangan dengan pengusaha muda yang tajir. Di sinilah sebenarnya kisah Cinta
hampir mirip dengan kehidupan asli pemerannya Dian Sastrowardoyo. Pada
kehidupan nyata, Dian Sastro mempunyai suami pengusaha muda tajir.
Sebenarnya, agar film ini mendekati dengan kenyataan, Cinta
baiknya menikah dengan pemuda tajir itu. Tidak malah menyusul Rangga ke New
York, mereka lalu balikan dan berciuman di sebuah taman.
Lalu Rangga sama siapa? Dengan uang yang melimpah di New
York, sebenarnya mudah saja bagi Rangga mencari paras perempuan yang sama
manisnya dan aduhainya dengan Cinta. Dia bisa berkenalan dengan bule yang
menyeruput kopi di kafenya, jalan-jalan menikmati sego angkringan di New York,
lalu jadian. Dengan demikian, Rangga bisa melakukan hal lebih dengan apa yang
dilakukan dengan Cinta selama ini yakni mereka berdua hanya bisa berciuman.
Atau kalau tidak terbiasa dengan perempuan berkulit putih
langsat, Rangga bisa memilih gadis desa di ujung Jawa Tengah yang berkulit sawo
matang. Dengan uang yang melimpah, tentu akan sulit sekali gadis desa itu
menolak Rangga.
Tapi ini film yang ditunggu penggemarnya 14 tahun, masa
ceritanya memilukan?
Pertanyaan ini biar saja dijawab oleh penggarap film. Tapi,
mungkin karena alasan ini jugalah kisah ini berakhir dengan happy ending.
Menurut saya karena Happy Ending inilah yang membuat AADC 2 kalah heroik dengan
AADC pertama. Ketika saya melihat AADC pertama saat masih SMP, saya tiba-tiba
ingin segera SMA. Sedangkan ketika baru-baru ini kembali melihat AADC, saya
malah ingin kembali SMA. Tapi, ketika sudah melihat AADC-2, saya tidak ingin
menjadi tua sebagaimana Dian Sastro dan Nicholas Saputra (Rangga) yang kini
sudah berumur. Perasaan subjektif inilah yang membuat saya menilai kalau AADC
pertama lebih bagus dari AADC-2.
Selanjutnya, jika boleh mereka-reka lagi kenapa dalam AADC-2
Rangga begitu ngebet balikan sama Cinta dan kenapa Cinta begitu mudahnya
luluh? Menurut saya karena Rangga sudah
lama jomblo.
Pada suatu scane di AADC 2, ketika Cinta bertanya apakah
Rangga selama berpisah dengan Cinta pernah pacaran. ”Masa selama itu tidak
pernah pacaran,” kata Cinta bertanya. Wajah Ragga tiba-tiba nanar, dan dia
menjawab pernah pacaran tapi sudah putus dua tahun lalu.
Nahlo, sebelum Rangga memutuskan terbang dari New York ke
Jakarta lalu Jogjakarta untuk menemui Cinta dan Ibunya, Rangga sudah jomblo dua
tahun. Saya malah menebak-nebak kalau selama dua tahun itulah sebenarnya Rangga
mengalami masa-masa galau.
Rangga galau karena setelah putus dengan pacar terakhirnya,
dia menembaki banyak bule tapi celakanya Rangga ditolak terus. Dia juga ingin
balikan kepada mantan pacar terakhirnya, tapi apa daya si pacar ternyata sudah
menikah dengan bule yang lebih perkasa dari Rangga.
Hingga pada akhirnya Rangga menggunakan line, mungkin
sebelumnya dia pakai Whatsapp. Dan di line dia bertemu dengan nama Cinta, dan
setelah dilihat foto profilenya, ternyata Cinta yang sudah berpisah dengannya
bertahun-tahun. Hanya saja, wajah Cinta kali ini lebih putih, dan tidak ada keriputan
meski Rangga sudah tidak bertemu empat belas tahun lamanya.
Karena kegelisan jomblo selama dua tahun inilah lantas Rangga
menambahkan Cinta lalu berkomunikasi, bertemu secara tidak sengaja disebuah
pameran di Jogjakarta, jalan seharian penuh, dan berciuma di akhir pertemuan
itu. Lalu, setelah beberapa hari Cinta menyusul Rangga ke New York, dan
lagi-lagi mereka berciuman. Ah, kisah asmara memang sesederhana itu ternyata.
Di tengah kesederhanaan cerita yang ada di AADC, sebenarnya
Rangga ingin memberi pelajaran kepada para jomblo kalau jalan selalu terbuka
jika kita punya kemauan. Meski kemauannya itu adalah balikan dengan mantan yang
sudah bertahun-tahun dilupakan. Andai saja, Cinta tidak dengan mudahnya
menerima Rangga dan terus menyueki Rangga, ada baiknya judul film ini berubah
menjadi: Ada Apa dengan Jomblo? Dan yang paling pas berduet dengan Rangga
adalah orang-orang jomblo disekitar kita.[]
Penulis tinggal di
www.irhamthoriq.com
Sumber gambar:
KLIK DISINI SITUS POKER TERPERCAYA 2019
ReplyDeleteKlikk >>> Panduan Mw poker88 Cara Menang Bemain Poker Online, Agen Poker Terbaik
MW POKER88 AGEN POKER TERBAIK
AGEN RESMI POKER88
SITUS DOMINOqq
ALTERNATIF LINK RESMI MWPOKER