Thursday, July 7, 2016

Sekelumit Karakteristik Bahasa Arab

11:55 PM


Oleh: Muhammad Madarik

MUKADDIMAH
Disadari ataupun tidak, orang-orang non Arab (‘ajamî) secara umum menganggap bahasa Arab sebagai bahasa yang sulit dipahami dan terkesan rumit dibanding bahasa lainnya. Padahal sebetulnya semua bahasa di dunia ini memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan masing-masing, tergantung ciri khas bahasa itu sendiri, baik dari segi fonologi, morfologi, sintaksis maupun semantik.

Tidak jauh berbeda, kesan sulit bahasa Arab masih melekat dalam diri pelajar Indonesia. Kesan tersebut dimaklumi, sebab sistem kebahasaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab memang tidak sama. Hal mendasar dari kedua bahasa itu ialah perbedaan ras dan rumpun. Bahasa Arab berasal dari rumpun bahasa Semit (As-Samiyah), sedangkan asal bahasa Indonesia rumpun Melayu (Austronesia).

Namun sebenarnya, bukan hanya persoalan-persoalan kebahasaan yang menyebabkan kecenderungan masyarakat terhadap eksistensi bahasa Arab menurun dibanding bahasa Inggris, tetapi lebih jauh dari itu secara umum tren masyarakat dunia menjatuhkan pilihannya pada bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Walaupun pada hakikatnya dinamika bahasa Arab lebih dinamis, universal dan memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dipunyai bahasa lain, termasuk bahasa Inggris.

Lewat tulisan singkat ini, diimpikan agar stigma bahwa bahasa Arab memiliki sudut kebahasaan yang lebih rumit dibanding bahasa lain bisa terkuak.

FUNGSI DAN KARAKTERISTIK
Memahami bahasa Arab seharusnya dilacak secara komprehensif, tetapi menelaah dimensi kekhasannya sudah cukup mengungkap betapa bahasa Arab memang dipilih Tuhan berperan mewakili firman-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran:

)إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ(
[QS. 12:02]

Setidaknya mengenal fungsi dan karakter pada bahasa Arab dipandang merupakan langkah awal yang bisa  menuntun seseorang menemukan sekian banyak rahasia di balik bahasa kitab suci dalam agama Islam itu.

1) Fungsi Bahasa arab
Bahasa Arab seperti fungsi bahasa yang lain merupakan lambang bunyi yang berguna sebagai salah satu alat komunikasi. Bahasa Arab dinilai memunyai kaitan erat dengan agama Islam, dikarenakan Alquran diturunkan dalam bentuk bahasa Arab, sehingga secara tidak langsung melibatkan tradisi bangsa Arab sebagai landasan (basis) Islam.

2) Karakteristik Bahasa arab
Setiap bahasa pasti memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda-beda sesuai budaya masyarakat tempat bahasa itu tumbuh. Begitu pula bahasa Arab memunyai sisi khusus yang tidak terdapat dalam bahasa lain.

Bahasa Arab memiliki karakteristik yang terbilang unik dan universal. dikatakan unik karena bahasa Arab berciri khas yang membedakan dengan bahasa lain. Disebut universal karena pada bahasa Arab tersimpan nilai-nilai yang sama dengan bahasa lain.

Karakteristik dalam bahasa Arab dapat diuraikan sebagai berikut:

(a) Bahasa Arab memiliki ragam yang meliputi:
> Ragam sosialek yaitu ragam bahasa yang menunjukkan stratifikasi sosial-ekonomi penuturnya. Contoh: Kata انت; disebutkan untuk kata ganti kedua yang sederajat. Kalimat انتم; digunakan untuk kata ganti kedua yang lebih mulia.

> Ragam geografis yaitu ragam yang menunjukkan dialek berbeda akibat letak daerah satu dengan wilayah yang lain (لهجة فردية).

(b) Bahasa Arab dapat diekspresikan secara lisan ataupun tulisan.

(c) Terdapat kehadiran individu yang sangat terasa dalam setiap ungkapan kata kerja. Sisi individu begitu tampak pada kata ganti dan berbagai bentuk verba secara mentalistik melalui struktur kata dan kalimat. Misalnya kata اقرأ [aqra'u] berarti kehadiran aku, sedangkan kata تقرأ [taqra'u] mencerminkan kamu (laki-laki), atau kata يقرأ [yaqra'u] yang dimakanai dia (laki-laki).

Hal ini berbeda dengan bahasa Indonesia yang membutuhkan kata secara utuh untuk menghadirkan individu seseorang. Contoh: Aku membaca, kamu membaca atau dia membaca.

(d) Keutamaan makna dalam bahasa Arab yang tampak sekali juga mementingkan unsur arti dari kata perkata disamping memperhatikan setiap tuturan. Oleh karena itu, dalam bahasa Arab ditemukan tak terbilang bentuk, struktur dan pola yang menunjukkan makna, sifat dan keadaan. Contoh: pola dari kata فعلان [fa'lân] mengindikasikan pada bergerak dan kacau, seperti kata هيجان [haijân] yang bermakna "gejolak". Contoh lain: pola dari kata فعل [fa‘‘ala] yang menunjukkan arti perulangan. Misalnya kata حرك [harraka] yang padanan dalam bahasa Indonesia di antaranya berulang; menggerak-gerakkan.

(e) Keberadaan i'râb mempertinggi kualitas kebahasaan bagi bahasa Arab. I'rab dalam bahasa Arab dinilai sebagai hal urgen. I'rab memuat kaidah-kaidah tanda baca dan perubahan-perubahan kedudukan sebuah kalimat. Ketepatan bacaan suatu teks Arab tergantung seberapa penguasaan i'râb-nya. Kesalahan meng-i'râb akan berdampak pada makna. Contoh:

) أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهٍ(
[QS. 10:03]

Jika huruf "lam" dibaca kasrah pada kata ورسوله [wa rasûlih], maka akan berarti "Allah terlepas - tanggungjawab - dari orang-orang musyrik dan rasul-Nya". Imam Ad-Du’alî membantah pemaknaan semacam ini.

Sementara bahasa yang tidak mengenal i'râb hanya mengandalkan isyarat-isyarat linguistik dan gabungan kata atau hubungan antara frase dan klausa. Contoh: Ulfa menyayangi anak-anaknya.

Bila dibandingkan susunan kalimat dalam bahasa Arab yang terasa memiliki nilai seni tersendiri pada setiap dinamika di dalam i'râb, pemaknaan contoh kalimat di atas begitu hambar sebab hanya berlandas pada gabungan kata atau hubungan antara frase dan klausa belaka.

(f) Kekayaan kosa kata bahasa Arab yang sudah dikenal oleh para ahli bahasa terutama terkait dengan konsep budaya dan kehidupan harian orang-orang Arab. Contoh:

Jika haus, maka menggunakan ungkapan العطش [al-‘athasy].

Jika lebih haus, maka menggunakan ungkapan الظماء [al-dzamâ'].

Jika lebih kuat, maka menggunakan ungkapan الصداء [al-shadâ'].

Jika lebih dahsyat, maka menggunakan ungkapan الأوام [al-awam].

Sedangkan ujaran berkaitan dengan derajat atau jenjang kualitas dalam bahasa Indonesia biasanya menggunakan kata bantu sarana yang menunjukkan perbandingan. Contoh: haus, sangat haus, lebih haus lagi.

(g) Kekayaan kosa kata dalam bahasa Arab tidak hanya terbatas pada kalimat atau kata belaka, tetapi termasuk huruf-huruf dalam bahasa Arab juga memiliki makna yang lebih dari satu. Contoh huruf "mîm":

Bermakna batas awal: خرجت من القرية (aku datang dari desa).

Bermakna sebagian: أنفقت من الدراهم (aku ingatkan sebagian dirham).

Bermakna penjelasan: لي ثوب من حرير (aku punya baju sutra).

Bermakna alasan: نام هلال من الجوع (Hilal tidur karena lapar).

Bermakna perbedaan: عرفنا الحق من الباطل (kita tahu kebenaran dari kerusakan).

(h) Masih dalam kekayaan kosa kata bahasa Arab, terdapat sistem pengambilan suatu kata dari kata yang lain dengan tetap dalam makna yang sama atau dikenal istilah isytiqâq. Contoh:

Kata فتح [fataha] yang berarti bermakna telah membuka.

Kata يفتح [yaftahu] yang berarti bermakna sedang/akan membuka.

Kata افتح [iftah] yang berarti bermakna bukalah.

Kata فاتح [fâtih] yang berarti bermakna pembuka.

Kata مفتوح [maftûh] yang berarti bermakna yang dibuka.

Dalam bahasa Arab, makna dasar yang sama dari satu akar kata memunculkan makna-makna sesuai adaptasi situasional. Sedangkan dalam bahasa Indonesia masih membutuhkan beberapa kata lain untuk menemukan padanan kata Arabnya. Contoh: مفتوح [maftûh] artinya "yang dibuka".

(i) Terdapat semacam derivasi kalimat, yaitu gabungan dua kata atau lebih yang mencerminkan singkatan dari sekumpulan kata yang tak berkait secara morfologis tetapi berhubungan secara filosofis. Contoh:

Kata بسملة [basmalah], merupakan singkatan dari "Bismillahirrahmanirrahim".

Kata  حمدلة [hamdalah] merupakan singkatan dari "Alhamdulillah".

Kata دمعز [dama‘azza] merupakan singkatan dari "Adama Allah izzak".

Kata صلعم [shal‘am] di luar perbedaan pendapat para ulama, kata ini merupakan singkatan dari "Shalallah alaihi wasallam".

Termasuk dalam bagian ini, ialah integrasi dua kata. Yang dimaksud adalah ungkapan dua kata dengan makna berbeda dalam bentuk "dua" (تثنية) secara morfologis dan menjadi istilah baku dalam bahasa Arab secara kultural.

Ungkapan yang terambil dari salah satu kata yang terintegrasi. Contoh:

Kata الأبوان [al-abawân] yang berarti ayah dan ibu.

Kata القمران [al-qomarân] yang berarti matahari dan bulan.

Kata العمران [al-‘umarân] yang berarti Abu Bakar dan Umar ibn Khattab.

Ungkapan yang terambil dari kata lain yang terkesan tidak identik. Contoh:

Kata الثقلان [ats-tsaqalân] yang berarti jin dan manusia.

Kata الجدبدان [al-jadîdân] yang berarti siang dan malam.

Derivasi dan integrasi kata dalam bahasa Arab cukup sulit ditemukan cakupan kata dalam bahasa Indonesia. Bahasa di luar Arab hanya mampu melayani padanan kata dalam bentuk terjamahannya. Selebihnya tidak mampu dipadankan.

PENUTUP
Pembelajaran bahasa Arab bagi sebagian besar orang, di dalam lembaga pendidikan Islam sekalipun, memang dihadapkan pada problematika yang cukup berat karena dibebani imej yang menggambarkan seluk beluk kerumitan-kerumitan dalam bahasa Alquran itu.
Tetapi dengan mengenal dan memahami kekhasan bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa lain, memungkin menelaahnya lebih diminati. Semoga.[]

RUJUKAN
(1) Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung, Rosdakarya. 2011.
(2) Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek), Bandung, Humaniora. 2005.
(3) http://natalinadc.blogspot.co.id/jenis-jenis-bahasa.html?m= (kala akses, 04/07/2016).
(4) https://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/ (kala akses, 02/07/2016).
(5) http://www.en-wikipedia.org (kala akses, 02/07/2016).

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top