Sunday, July 24, 2016

Ganjaran: Proyeksi Desa Santri

7:20 PM


Oleh: Muhammad Madarik

Pendahuluan.

Desa Ganjaran merupakan salah satu wilayah pedesaan di wilayah Kecamatan Gondanglegi Malang. Desa itu terletak arah tenggara dari kota kecamatan yang berjarak sekitar enam kilo meter. Saat melewati desa Putat Lor, jalan masuk desa Ganjaran hanya diwarnai kebun tebu yang melambai-lambai tak terkesan terdapat sebuah kehidupan ramai. Tetapi ketika memasuki desa, setiap pendatang akan terkesima menyaksikan jumlah penduduk yang memadati hampir seluruh sudut desa.

Di desa ini bermunculan lembaga pendidikan Islam yang bertebaran dari segenap ujung desa. Diyakini bahwa keberadaan para penuntut ilmu dari luar desa Ganjaran membuat keramaian wilayah desa ini kian bertambah. Hal ini dibuktikan fakta bahwa kondisi desa begitu terasa sepi diasumsikan karena bertepatan dengan waktu liburan sekolah atau pesantren.

Tulisan singkat ini ditujukan untuk meneropong berbagai kemungkinan cita-cita sebagian pihak agar desa Ganjaran menjelma sebagai desa santri, baik dari sisi kondisi, potensi maupun kekurangan. Tentu ulasan ini hanya sekian noktah dari sebegitu banyak sub tema dan pokok wacana yang perlu perbincangkan, didiskusikan dan presentasi lebih dalam dan matang berkaitan dengan harapan supaya desa Ganjaran benar-benar tercipta menjadi "kampung santri".

Menakar Potensi.

Perkembangan agama Islam di desa Ganjaran benar-benar mencengangkan bila dipandang dari sudut pertumbuhan lembaga pendidikan dan tempat-tempat ibadah.

Pesantren-pesantren di desa ini bisa dijabarkan sebagai berikut:

[01] PP Raudlatul Ulum I (PPRU I)
[02] PP Jarlaok (Al-Mubarok)
[03] PP As-Senamiyah (PPRU II)
[04] PP Al-Azhar
[05] PP Mansyaul Ulum
[06] PP Hikmatul Hasanah
[07] PP Tahfidzil Qur'an
[08] PP Tarbiyatul Banat
[09] PP Nurul Hikmah
[10] PP Nurul Ulum (PPRU III)
[11] PP Miftahul Ulum (PPRU IV)
[12] PP Al-Bukhori (PPRU V)
[13] PP Al-Fudloli
[14] PP Hidayatul Mubtadi'in (PPRU VI)
[15] PP Zainul Ulum
[16] PP Al-Falah

Sedangkan masjid di Ganjaran ada:
(01) Masjid Zainal Alim
(02) Masjid Asy-Syafi'iyah
(03) Masjid Al-Bukhori

Tahun ini (2016) masjid bertambah satu lagi yang dipandegani Kiai Wahidi Zainullah melalui proses musalla yang diancang tempat ibadah Jumat.

Semarak Islam semakin terlihat berbinar dengan ditumbuh-kembangkannya musalla yang menjamur di berbagai sudut kampung di desa Ganjaran. Hampir-hampir tidak ada ruas jalan dan gang tanpa dibangun tempat ibadah umat muslim itu. Suara azan, takbir, tahmid dan salawat serta alunan "pujian-pujian" yang saling bersahutan menampakkan jumlah musalla cukup menggembirakan.

Tidak kalah dengan pesantren dan tempat ibadah, lembaga pendidikan formal (sekolah, madrasah dan diniyah) juga bertebaran di desa ini. Uraiannya dapat dipilah sebagai berikut:

Sekolah Tingkat Pra TK dan Taman Kanak-kanak:
(01) PAUD Al-Falah
(02) PAUD Mansyaul Ulum
(03) PAUD Al-Hidayah [dalam proses pengajuan]
(04) RA Raudlatul Ulum
(05) RA Mansyaul Ulum
(06) RA Al-Falah
(07) RA Al-Hidayah

Di tingkat ini terdapat beberapa lembaga pendidikan Al-Qur'an:
(01) TPQ Dauq (Dirasah Awaliyah fi Ulumil Qur'an) di PP Miftahul Ulum (PPRU IV)
(02) TPQ Al-Qoffal
(03) TKQ-TPQ Durrotul Athfal
(04) TPQ Al-Hidayah

Sekolah Tingkat Dasar:
(01) MI Raudlatul Ulum
(02) MI Mansyaul Ulum
(03) MI Zainul Ulum
(04) SD Plus NU Al-Fudloli
(05) SDI Al-Falah
Sekolah tingkat dasar ini ditambah dengan adanya SDN Ganjaran.

Sekolah Tingkat Menengah Pertama
(01) MTs Raudlatul Ulum putra-putri
(02) MTs Mansyaul Ulum
(03) MTs Zainul Ulum
(04) SMP Pesantren Raudlatul Ulum
(05) SMP Plus NU Al-Fudloli
(06) SMP Al-Falah

Sekolah Tingkat Menengah Atas
(01) MA Raudlatul Ulum putra-putri
(02) MA Mansyaul Ulum
(03) MA Zainul Ulum
(04) SMA NU Al-Fudloli
(05) SMK Al-Khozini
(06) SMK Al-Falah
(07) SMK NU Al-Fudloli

Selain sekolah dengan segala jenjangnya, di desa Ganjaran juga tersedia Madrasah Diniyah (Madin) dengan segala tingkatannya. Mayoritas keberadaan Madin ini berada di dalam pengelolaan (include) pesantren, tetapi ada pula yang terbangun di naungan yayasan di luar pesantren. Uraian Madin bisa dijabarkan:
(01) Madin Raudlatul Ulum
(02) Madin Mansyaul Ulum
(03) Madin Miftahul Ulum (PPRU IV) (04) Madin Durrotul Athfal
(05) Madin NU Al-Fudloli
(06) Madin Al-Hidayah
(07) Madin As-Sanamiyah (PPRU II)
(08) Madin Raudlatul Mubtadi’in (PPRU VI)
Daftar Madrasah  Diniyah ini mungkin belum mencakup beberapa yang belum teridentifikasi oleh penulis.

Desa Ganjaran benar-benar tampil sebagai pedesaan orang-orang taat beragama. Kondisi demikian ini ditandai dengan wujudnya jam'iyah tahlil dan salawat di kampung-kampung yang bertebaran dan diikuti oleh masyarakat di hampir per-RT. Komunitas yang dikenal dengan "perkumpulan tahlilan" atau "perkumpulan salawatan" itu diselenggarakan secara berkala, baik mingguan, per setengah bulan, maupun pertahun yang ditempatkan secara bergilir antar anggota sesuai kesepakatan atau permintaan tuan rumah yang sedang mempunyai hajat. Belum lagi, adanya tahlil kematian yang diadakan sampai tujuh hari, empat puluh hari atau haul kian meningkatkan riuh kegiatan ritual di tengah-tengah masyarakat.

Di samping itu, desa Ganjaran juga memilki tiga majelis salawat bersifat kolosal:
(01) Majelis Shalawat Hubbun Nabi
(02) Majelis Shalawat Al-Banjari
(03) Majelis Tobatan JTQ
(04) Majelis Shalawat Nurul Mustofa

Mengkalkulasi Berbagai Indikator.

Prospek desa Ganjaran menjadi desa santri memang terbuka banyak kemungkinan. Salah satu indikasi ke arah sana dapat disimpulkan dari apa yang disebutkan oleh Alm. KH. Qosim Bukhori dalam sebuah kesempatan dengan mengatakan bahwa desa Ganjaran merupakan mercusuar ilmu pengetahuan. Menurut Pengasuh PP. Raudlatul Ulum 2 Putukrejo Gondanglegi Malang itu, hal itu dapat ditilik dari adanya para ulama besar yang berdomisili di desa ini. Sebut saja di masa awal terdapat KH. Zainal Alim (kiai Tombu) dan KH. Bukhori Ismail (kiai Masjid). Kemudian lahir di masa berikutnya Habib Muhammad Al-Jufri (Habib Mo'), KH. Yahya Syabrawi, KH. Zainullah Bukhori, KH. Senamah, KH. As'ad, KH. Qoffal Syabrawi, KH. Nasir dan para tokoh yang lain. Sejarah para alim terus berlanjut para periode KH. Kholili Nawawi, KH. Khozin Yahya, KH. Mursyid Alifi, KH. Abdul Hannan As'ad, KH. Ismail Bukhori, KH. Fudloli Bukhori dan lain sebagainya.

Kini, tongkat estafet perjuangan dakwah Islam di desa Ganjaran tetap diperteguh oleh para penerus masing-masing pengasuh pesantren di bawah bimbingan KH. Mujtaba Bukhori, selaku sesepuh di desa ini. Generasi penerus para tokoh ulama zaman terdahulu semakin kuat saat muncul kader-kader muda yang memiliki pengetahuan luas dan kualifikasi latar belakang pendidikan yang beragam. Kondisi demikian menggambarkan bahwa sisi SDM yang berada di desa Ganjaran benar-benar komprehensif dari segala aspek.

Melihat geliat keagamaan masyarakat Ganjaran yang tercermin dari berbagai kegiatan religi dan pusat-pusat pendidikan merupakan indikator yang menunjukkan bahwa keberadaan desa ini patut diwacanakan sebagai "desa santri" di wilayah Malang Selatan.

Kendatipun desa Ganjaran menjadi lumbung kegiatan dan lembaga Islam, tetapi eksistensi lembaga pendidikan Islam di desa ini belum nampak tumbuhnya sistem pendidikan terintegrasi (integrated educational system) antar pesantren dan lembaga pendidikan Islam sehingga terkesan arah pendidikan masing-masing masih sangat parsial sesuai kebijakan pengelolanya. Hubungan antar pesantren dan lembaga pendidikan Islam masih bersifat historis belaka. Tema besar mengusung desa ini menjadi sumbu kehidupan pesantren belum tercakup dalam program jangka panjang.

Apalagi secara kultural selama ini eksistensi pesantren dan lembaga pendidikan Islam menegasikan terbentuknya kelas-kelas baru dalam strata sosial sehingga tampak sekali muncul dunia lain yang begitu sangat eksklusif di tengah tatanan kehidupan masyarakat desa Ganjaran. Aktivitas kalangan pesantren dan lembaga pendidikan Islam merupakan potret dari interaksi yang terpisah antara dunia pesantren dan lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat. Kepedulian terhadap anak putus sekolah, kaum dluafa', orang-orang papa dan pihak di bawah garis kemiskinan belum terjamah secara sempurna oleh pesantren dan lembaga pendidikan Islam. Mereka begitu asyik dengan dunianya sendiri. Walaupun pesantren dan lembaga pendidikan Islam menoleh kepada persoalan-persoalan kemasyarakatan, masih bersifat parsial, belum dirumuskan secara baku bagi pesantren dan lembaga pendidikan Islam untuk kemudian bersama-sama melakukan gerakan pemberdayaan. Lebih-lebih bila rumusan pemberdayaan yang dibidani pesantren dan lembaga pendidikan Islam dikolaborasikan dengan program desa bersama Kepala Desa dan aparatnya, maka impian desa Ganjaran diproyeksikan sebagai "desa santri" bukan tidak mungkin menjadi kenyataan.

Penutup

Di luar potensi, kelemahan dan indikasi-indikasi yang di miliki desa Ganjaran, mewacanakan desa ini untuk diancang sebagai "desa santri" di daerah Malang Selatan pantas untuk mendapatkan perhatian semua pihak.


Meskipun butuh eksplorasi mendalam karena ragam indikasi desa Ganjaran menuju "desa santri" dalam tulisan ini hanyalah sekelumit dari sekian banyak yang belum tersingkap, tetapi data-data di atas sudah cukup dijadikan pijakan awal menggali lebih luas tentang desa ini.[]

Sumber Gambar:

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top