Oleh: Muhammad Hilal
Hujan awal
November itu sungguh rancu
Ia datang
selalu terburu-buru
Sering lebih
dulu dari janji kita bertemu
Mencegah
kita pergi menawar rindu
Hujan awal
Noverber itu kerap kejam
Memaksa
mentari karam tenggelam
Membentur
daun-daun hingga tunduk muram
Memisahkan
tangan kita yang saling genggam
Sungguh,
hujan awal November adalah pencuri
Ia curi
binar cerah dari pagi mentari
Ia basahi
gaun pesta untuk kaupakai malam nanti
Ia melunturkan
namamu dari bait puisi ini
Hujan awal
bulan ini selalu mendadak tumpah
Tak guna
engkau resah gelisah
Sebab bibirmu
yang lembut basah
Cinta ini
tak lekang tetap tercurah
Yogyakarta, 10
November 2013
0 komentar:
Post a Comment