Sunday, February 14, 2016

Klinik Fasyfini, Ikhtiar Membalik Image; Sebuah Opini dan Kesaksian

5:28 PM


Oleh: Muhammad Madarik

Setelah melalui beberap proses, akhirnya klinik kesehatan milik pesantren Raudlatul Ulum I Ganjaran resmi dibuka pada 18 Januari 2016 yang ditandai dengan acara pembacaan shalawat dan doa di ruang klinik. Agenda kegiatan ini dihadiri oleh KH Ahmad Hariri Yahya (Penasihat Yayasan Kiai Haji Yahya Syabrawi), Habib Abdul Qodir ibn Muhammad Al-Jufri (tokoh masyarakat), Gus Nasihuddin Khozin (Bendahara Yayasan Kiai Haji Yahya Syabrawi), Gus Abdul Mannan Qoffal (Kepala SMK Al-Khozini), dr. Ganang (pelaksana klinik), Bapak Jumadi (Kepala Desa Ganjaran), Bapak Hasyim Khan (Pengurus Hisaniyah RU I) dan beberapa masyarakat sekitar klinik.

Tanggal ini dicanangkan sebagai waktu kelahiran pusat kesehatan yang bertempat di desa Ganjaran ini, meskipun proses lobi-lobi dan penggarapan teknis sudah dimulai sebelum tanggal tersebut.

Asal usul klinik yang kemudian diberi nama "Klinik Fasyfini" ini diawali oleh perkenalan antara Gus Abdul Mannan Qoffal (Kepala SMK Al-Khozini Ganjaran) dengan seorang dokter Aji Bayu Wicoksono yang lebih populer dengan panggilan dr. Ganang. Pertautan antara dua orang inilah lalu  membuahkan hasil perencenaan pendirian pusat kesehatan untuk santri dan masyarakat. Bak gaung bersambut, program bidang kesehatan ini dianggap begitu sangat prospektif bagi pengembangan SMK Al-Khozini. Sebagaimana sering diungkapkan, Gus Mannan memang sudah lama mengimpikan adanya jurusan yang berkaitan dengan kesehatan. Bagi putra kiai Qoffal ini, pesantren dengan segala macam potensi yang dimiliki dan sekaligus kekurangan yang selama ini disematkan, ke depan memerlukan generasi muslim yang benar-benar mampu berperan aktif di ranah kesehatan. Sebab selama ini gaya hidup masyarakat muslim, terutama kaum nahdliyin dan bahkan sebagian besar kalangan pesantren sendiri, begitu berjarak dengan prinsip-prinsip hidup sehat. Kehadiran pusat kesehatan diharapkan bisa mengubah dan memperbaiki pandangan dan sikap yang mengabaikan urgensitas kesehatan.

Padahal secara normatif, menurut menantu KH Khozin Yahya itu, dari sisi konsep sebetulnya orang-orang pesantren kaya referensi tentang kesehatan mulai dari jaman klasik hingga masa modern. Setiap melakukan kajian kitab, para santri sering kali menemukan tema-tema yang berkaitan dengan kesehatan. Tetapi sayangnya, potensi besar yang dimiliki kaum "sarungan" itu ternyata lemah di dalam implementasi. Buktinya, lingkungan pesantren tetap saja dikenal sebagai tempat kumuh, tidak bersih dan "sarang kudik."

Hal ini senada dengan asa terpendam dr. Ganang yang mengangankan agar mindset masyarakat yang sudah sekian lama melekat tentang kebersihan dan kesehatan kaum nahdliyin dan dunia pesantren tidak lagi buram. Lompatan yang mengambil start dari upaya mewujudkan pusat kesehatan di pusar nahdliyin diandaikan mampu mengubur mindset tersebut.

Keterkaitan dua mimpi ini melahirkan semangat Gus Mannan untuk melempangkan jalan buat dokter enerjik itu memasuki gerbang PPRU I. Hal pertama yang dilakukan oleh suami Nyai Habibah itu adalah memohon restu kepada saya, selaku pihak Yayasan Kiai Haji Yahya Syabrawi. Kemudian saya menyerap pendapat dua orang yang saya anggap penting dilingkungan pesantren Raudlatul Ulum I dalam konteks pengadaan pusat kesehatan, yakni Gus Nasihuddin Khozin dan Gus Abdurrahman Said. Orang pertama, saya anggap mempunyai pengaruh besar di jajaran kepengurusan pesantren, sedangkan kedua saya nilai telah teruji daya kritisnya saat sebelumnya pernah muncul niat yang sama beberapa tahun silam. Setelah presentasi dr. Ganang tentang rencana induk (master plan) pusat kesehatan, keduanya mengapresiasi rancangan ini. Sebagai pihak yang ditunggu jawabannya, saya kemudian mengiyakan tawaran Kepala SMK Al-Khozini dengan menyetujui rancangan dr. Ganang. Walaupun terdapat beberapa orang di kalangan keluarga yang masih "bertanya-tanya" dari berbagai aspek, namun cita-cita ini tetap dilanjutkan sehingga presentasi kedua dari dr. Ganang digelar. Uraian tahap dua kian memuluskan rencana agar PPRU I segera memiliki klinik.

Tanggal 18 Januari 2016 merupakan momen terwujudnya klinik kesehatan yang diberi nama "Fasyfini." Nama ini muncul setelah saya dipercaya oleh Gus Mannan untuk menentukan nama yang tepat bagi klinik. Saya tidak paham asal muasal penamaan ini menggunakan titel itu, tetapi yang jelas makna dibalik nama tersebut mencerminkan harapan kesehatan semua pihak. Apalagi dr. Ganang menginginkan agar nama klinik tidak menggambarkan perwakilan salah satu lembaga. Saya kira nama "Fasyfini" sudah cocok dengan kegiatan yang bergerak di bidang kesehatan dan sesuai dengan keinginan menutup keterwakilan salah satu pihak.

Tentu keberadaan "Fasyfini" bukan merupakan garis finish yang kaprahnya kemudian menepuk dada setelah wujudnya. Rentetan kegiatan berikutnya di dalam "Klinik Fasyfini" perlu terus dikawal mekanisme, prosedur dan aktivitas teknisnya. Oleh karena itu, pada tanggal 9 Pebruari 2016 yang lalu saya mengumpulkan jajaran Dewan Pengasuh, dan dr. Ganang serta timnya untuk menetapkan Gus Ahmad Athok Lukman dan Gus Abdurrohim Said sebagai wakil Yayasan yang diharapkan bisa ikut serta mengkomunikasikan antara Yayasan dan tim pelaksana "Klinik Fasyfini" dan sekaligus melakukan pengawasan. Gus Athok diancang dapat mengoreksi bidang keuangan sedang Gus Abdurrohim diminta mengawasi proses pelaksanaan.

Sebagaimana menjadi impian dr. Ganang, keberadaan "Klinik Fasyfini" tidak saja menjadi pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan anak santri di desa Ganjaran dan sekitarnya, tetapi diharapkan menjadi sayap pengembangan SMK Al-Khozini di bidang kesehatan. Bahkan, menurut saya, "Klinik Fasyfini" dapat dibuat anak tangga bagi dr. Ganang untuk lebih leluasa mengakrabkan diri dengan kalangan pesantren di desa Ganjaran yang selanjutnya secara bersama-sama merekonstruksi mindset dan image tentang kaum nahdliyin dan pesantren dari kumuh menjadi bersih, dari perilaku kotor menuju sehat. Semoga.[]

Sumber gambar: Peaceful Heart Doctor, by Eva Blue

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

1 komentar:

  1. Jika ada penambahan bed pasien dll bisa hubungi saya di nmor wa 085780847782

    ReplyDelete

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top