Oleh: Imron Haqiqi*
[Judul: Biografi Gus Dur; The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid | Penulis: Greg Barton | Penerbit: LKiS |Cetakan: I, 2011 | Tebal: 516 | ISBN: 979-3381-25-6]
Berbicara Gus Dur, terkadang menimbulkan sedikit kecanggungan, karena
memang sulit menafsirkan sosok yang satu ini. Gus Dur merupakan sosok
yang penuh teka-teki, Sehingga mengakibatkan banyak kontroversi dalam kacamata masyarakat.
Tidak jarang dia disalahpahami oleh banyak kalangan.
Banyak yang memujinya, namun juga banyak yang mencelanya bagi mereka yang tidak mampu memahami jalan pikiran
dan sikapnya. Wajar jika dia dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden
Indonesia pada tahun 2000, hanya karena kenyelenehannya. Dia dianggap tidak mampu
memimpin negara. Dianggap kurang cepat dan kurang jauh dalam melaksanakan reformasi.
Tetapi anehnya, kepribadian yang serba controversial ini justru menimbulkan keunikan
tersendiri dari diri seorang Gus Dur. Tema
seputar Gus Dur tidak habis-habis menjadi bahan perbincangan di semua kalangan masyarakat.
Baik mahasiswa, maupun para pejabat, dan para ulama. Ketika beliau masih hidup perbincangan
seputar Gus Dur sudah kerap menjadi tema hangat untuk diskusi masyarakat. Bahkan
sampai dewasa ini sosok Gus Dur masih tidak pernah habis menjadi perbincangan. Sehingga
ada yang mengungkapakan bahwa; “Gus Dur adalah orang terpopuler sepanjang tahun
(Man of the year).”
Greg Barton dalam bukunya, Biografi Gus Dur: The Authorized
Biography of Abdurrahman Wahid,mengulas semua perjalanan hidup tokoh konroversial
ini (baca: Gus Dur), serta mengungkap kepribadian Gus Dur yang sebenarnya, yang
terkadang disalahpahami oleh beberapa pihak. Gus Dur diberkati dengan ketajaman
plus ingatan yang sangat kuat, meskipun terkadang beliau terlihat tidak serius oleh
karena tingginya rasa humor beliau. Ketika segalanya beres dan teratur, ia akan
menjadi teman yang menyenangkan dengan sifat kejenakaannya, Gus Dur meringankan
tekanan yang dihadapinya dalam setiap keadaan. Di samping itu beliau juga adalah
seorang yang pemberani. Pada masa Orde Baru, pada umumnya masyarakat takut untuk
angkat bicara atas sikap kepemimpinan Soeharto yang otoriter dan kejam. Tapi bagi
Gus Dur hal itu bukan suatu momok yang harus ditakuti. Hal itu terbukti ketika beliau
menjelaskan visinya tentang perkembangan masyarakat muslim dan Indonesia secara
lebih luas kepada Adam Schwarz.
Gus Dur secara terbuka mengkritik taktik Soeharto
menggunakan organisasi Islam yang dibangunnya, yaitu ICMI (Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia) untuk keuntungan jangka pendek: “Bagi Soeharto, ICMI
merupakan perpaduan kepentingan jangka pendek, dia pikir dia dapat mengendalikan
(kaum modernis ICMI) jika mereka bertindak terlalu jauh, saya khawatir strategi
ini akan makan tuan.... Kaum muslim moderat akan menang jika sistemnya bebas,
tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa Soeharto memberikan bantuan kepada kaum
militan.... Kita perlu mengembangkan suatu rasa toleransi beragama yang penuh berdasarkan
kebebasan beragama. Alih-alih, Soeharto memberikan kesempatan kepada sekelompok
muslim tertentu, khususnya kaum militan yang mengusulkan agar Islam digunakan sebagai
pemecahan bagi semua masalah modernisasi.”(Hal. 233).
Barton adalah penulis yang sangat jujur yang secara terbuka menunjukkan
jati diri Gus Dur. Ulasan tentang perjalanan dan kepribadiannya diungkapakan secara lugas
dan ringan, sehingga buku ini dapat dengan mudah dipahami oleh semua kalangan
dan segala zaman. Buku ini sangat perlu untuk dibaca sebagai acuan untuk mendalami kepribadianGus Dur yang sebenarnya.[]
*Imron Haqiqi
adalah mahasiswa Tafsir dan Hadis di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
buku lama nich. yang baru dong...:D
ReplyDeletetapi lebih lama bukunya Putut EA
ReplyDeleteSeng lama meneh niku Pram
ReplyDelete