Saturday, January 26, 2013

Gus Dur

3:10 PM


Oleh: Imron Haqiqi*



[Judul: Biografi Gus Dur; The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid | Penulis: Greg Barton | Penerbit: LKiS |Cetakan: I, 2011 | Tebal: 516 | ISBN: 979-3381-25-6]

Berbicara Gus Dur, terkadang menimbulkan sedikit kecanggungan, karena memang sulit menafsirkan sosok yang satu ini. Gus Dur merupakan sosok yang penuh teka-teki, Sehingga mengakibatkan banyak kontroversi dalam kacamata masyarakat. Tidak jarang dia disalahpahami oleh banyak kalangan. 

Banyak yang memujinya, namun juga banyak yang mencelanya bagi mereka yang tidak mampu memahami jalan pikiran dan sikapnya. Wajar jika dia dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden Indonesia pada tahun 2000, hanya karena kenyelenehannya. Dia dianggap tidak mampu memimpin negara. Dianggap kurang cepat dan kurang jauh dalam melaksanakan reformasi. Tetapi anehnya, kepribadian yang serba controversial ini justru menimbulkan keunikan tersendiri dari diri seorang  Gus Dur. Tema seputar Gus Dur tidak habis-habis menjadi bahan perbincangan di semua kalangan masyarakat. Baik mahasiswa, maupun para pejabat, dan para ulama. Ketika beliau masih hidup perbincangan seputar Gus Dur sudah kerap menjadi tema hangat untuk diskusi masyarakat. Bahkan sampai dewasa ini sosok Gus Dur masih tidak pernah habis menjadi perbincangan. Sehingga ada yang mengungkapakan bahwa; “Gus Dur adalah orang terpopuler sepanjang tahun (Man of the year).”

Greg Barton dalam bukunya, Biografi Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid,mengulas semua perjalanan hidup tokoh konroversial ini (baca: Gus Dur), serta mengungkap kepribadian Gus Dur yang sebenarnya, yang terkadang disalahpahami oleh beberapa pihak. Gus Dur diberkati dengan ketajaman plus ingatan yang sangat kuat, meskipun terkadang beliau terlihat tidak serius oleh karena tingginya rasa humor beliau. Ketika segalanya beres dan teratur, ia akan menjadi teman yang menyenangkan dengan sifat kejenakaannya, Gus Dur meringankan tekanan yang dihadapinya dalam setiap keadaan. Di samping itu beliau juga adalah seorang yang pemberani. Pada masa Orde Baru, pada umumnya masyarakat takut untuk angkat bicara atas sikap kepemimpinan Soeharto yang otoriter dan kejam. Tapi bagi Gus Dur hal itu bukan suatu momok yang harus ditakuti. Hal itu terbukti ketika beliau menjelaskan visinya tentang perkembangan masyarakat muslim dan Indonesia secara lebih luas kepada Adam Schwarz. 

Gus Dur secara terbuka mengkritik taktik Soeharto menggunakan organisasi Islam yang dibangunnya, yaitu ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) untuk keuntungan jangka pendek: “Bagi Soeharto, ICMI merupakan perpaduan kepentingan jangka pendek, dia pikir dia dapat mengendalikan (kaum modernis ICMI) jika mereka bertindak terlalu jauh, saya khawatir strategi ini akan makan tuan.... Kaum muslim moderat akan menang jika sistemnya bebas, tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa Soeharto memberikan bantuan kepada kaum militan.... Kita perlu mengembangkan suatu rasa toleransi beragama yang penuh berdasarkan kebebasan beragama. Alih-alih, Soeharto memberikan kesempatan kepada sekelompok muslim tertentu, khususnya kaum militan yang mengusulkan agar Islam digunakan sebagai pemecahan bagi semua masalah modernisasi.”(Hal. 233).

Barton adalah penulis yang sangat jujur yang secara terbuka menunjukkan jati diri Gus Dur. Ulasan tentang perjalanan dan kepribadiannya diungkapakan secara lugas dan ringan, sehingga buku ini dapat dengan mudah dipahami oleh semua kalangan dan segala zaman. Buku ini sangat perlu untuk dibaca sebagai acuan untuk mendalami kepribadianGus Dur yang sebenarnya.[]

*Imron Haqiqi 
adalah mahasiswa Tafsir dan Hadis di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

3 komentar:

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top