[Judul Buku:
Al-Qur’an dan Isu-Isu Aktual | Pengarang:
Mahasiswa
IAT angkatan 2010 | Penerbit: IDEA Press | Cetakan:
2013 | Tebal:
xxvi, 202 Halaman]
Alquran merupakan kitab pegangan
umat beragama Islam.
Banyak bentuk dan cara dalam menggali makna Alquran
dengan tujuan untuk mencari kesesuaian dengan konteks dan kultur di
masing-masing masyarakat. Hal tersebut timbul sebab kepercayaan umat muslim
bahwa Alquran bukan sekedar sebuah kitab suci yang sekedar harus diimani,
tetapi sebagai way of life yang senantiasa hadir direlung-relung
kehidupan. Fakta ini kemudian melahirkan sebuah adagium bahwa Alquran shâlih
li kull zamân wa makân (hlm. 01).
Alquran
dan Isu-Isu Aktual merupakan buku kumpulan karya ilmiah tentang
isu-isu yang berkembang di masyarakat, dikaitkan dengan perspektif Al-Quran, di
mana ini merupakan salah satu bentuk penggalian makna dari Alquran. Bermodalkan
kemampuan yang dimiliki dalam bidang Alquran dan tafsir, mahasiswa jurusan Ilmu
Alquran dan tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2010 mencoba
mengangkat persoalan sosial kemasyarakatan sebagai obyek observasi. Persoalan yang
dianggap kerap menggelisahkan tersebut meliputi radikalisme agama, perbedaan agama,
korupsi, perbudakan, dan mode busana yang menyimpang dari norma-norma agama.
Pembahasan di dalam buku ini dibagi menjadi
tiga bab: pertama, Alquran dan isu-Isu kontemporer: perspektif sosial keagamaan. Bab ini
lebih fokus terhadap hakikat agama dan permasalahan yang terjadi di dalamnya
menurut Alquran. Di dalam bab ini diungkapkan bahwa banyak agama dipahami
secara tekstual, sehingga hilang bentuk dinamisnya. Berawal dari itu, umat beragama
kerap mengalami perpecahan. Bab ini diawali dengan tulisan Nur Maulida tentang
hakikat agama (dalam hal ini, Islam) menurut Alquran berdasarkan tafsir Fungsionalisme
Emilé
Durkheim, dilanjutkan dengan permasalahan di dalam agama, seperti Radikalisme Agama
dan Problematika Perbedaan umat, yang dibahas oleh Farihatul Liqo’ dan Dona
Kahfi. Ma. Iballa.
Kedua, Alquran dan isu-isu aktual
kontemporer perspektif sosial kemasyarakatan. Bab ini pembahasannya lebih terhadap
problem sosial kemasyarakatan, seperti “Korupsi”, yang dibahas oleh Taufik Akbar,
“Perbudakan”, dibahas oleh Muhammad Barir dan “Strategi Dakwah di Lingkungan Masyarakat
Multikulturalisme”, yang dibahas oleh Lasmi.
Ketiga, Alquran dan isu-isu aktual
kontemporer perspektif lingkungan dan mode. Bab ini fokus pembahasannya pada problem
observasi alam yang kerap terjadi di masyarakat dalam bentuk pencemaran
lingkungan, penebangan hutan, dan pemburuan hewan secara sembarangan yang itu
dibahas oleh Andrika Fitrotul Aini dan mode busana masyarakat yang mencerminkan
mode masyarakat sekuler Barat yang dibahas oleh Siti Mariyatul Kiptiyah.
Secara keseluruhan, karya
ilmiah dalam buku ini merepresentasikan permasalahan praktis yang terjadi dimasyarakat direlasikan
dengan teks Alquran. Secara subjektif, Karya yang diantologikan di dalam buku ini
merupakan cerminan dari sifat kekritisan mahasiswa tersebut secara individu, yang
diwujudkan dengan menuangkan pemikiran dalam tulisan tentang isu-isu aktual
yang terjadi di wilayah sosial kemasyarakatan. Di sisi lain, ini merupakan
salah satu bentuk langkah kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan sosial yang seakan-akan tidak
kunjung terselesaikan. Berbekal ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah,
pemikiran kritis tumbuh untuk mencoba mencari akar permasalahan dan diintegrasikan
antara teks Alquran dan tafsir sebagai latar belakang ilmu pengetahuan dengan konteks
yang terjadi di lingkungan sekitar.
Dalam mengulas persoalan isu-isu
sosial, karya-karya yang diantologikan dalam buku ini cukup kritis dan peka
terhadap gejala-gejala sosial yang melanda negara Indonesia, seperti kekerasan
yang terjadi pada umat beragama dan pada individu yang berbentuk perbudakan
atau buruh, gaya hidup yang kebarat-baratan, sampai persoalan pelik yang
terjadi di Indonesia, yaitu korupsi.
Buku ini perlu diapresiasi
sebagai bentuk gebrakan kesadaran bagi kalangan mahasiswa secara keseluruhan,
khususnya mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir untuk membangun sikap kritis dalam
melihat baik dari teks ke konteks atau sebaliknya, serta memberikan kesadaran
konsep Alquran sebagai tempat berpulang, yang terkadang selama ini keotentikannya
dilalaikan oleh kebanyakan masyarakat. Hal tersebut mungkin bisa dimulai dengan
membaca buku ini sebagai refleksi kesadaran tersebut, dalam melihat relasi
antara teks Alquran dan konteks yang terjadi dimasyarakat. Meskipun, seperti
yang dikatakan oleh Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag. dalam kata pengantar untuk buku
ini: "karya ini banyak kekurangan dalam konsumsi bacaan buku atau kitab tafsir
sebagai rujukan dan referensi," (hlm. x) serta ada beberapa kalimat dalam buku tersebut
yang terkesan “memaksa”. Namun terlepas dari kekurangan tersebut, buku ini
perlu untuk dibaca dari setiap kalangan, baik mahasiswa, santri, dosen, guru
agama, serta masyarakat luas.
Imron Hakiki
adalah mahasiswa Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan kalijaga Yogyakarta
di mana saya bisa dapat buku itu ya... terimakasih..
ReplyDeleteSudah tersedia di berbagai Toko Buku, Mas Ab Durrohman :)
Delete