
Oleh: Abdurrahman Wahid Setelah sekian purnama tak muncul, Rohim Warisi datang dengan sorotan mata yang tajam. Gelak tawanya yang penuh intrik menanggapi ucapan selamat datang. Ya, sosok lelaki absurd nan fiktif itu masih sama seperti perjumpaan seribu hari yang lalu. Sehari sebelumnya, ia mengirim selarik pesan singkat pada...