Oleh: Muhammad Madarik
Pendahuluan.
Desa Ganjaran merupakan salah satu wilayah pedesaan di wilayah
Kecamatan Gondanglegi Malang. Desa itu terletak arah tenggara dari kota
kecamatan yang berjarak sekitar enam kilo meter. Saat melewati desa Putat Lor,
jalan masuk desa Ganjaran hanya diwarnai kebun tebu yang melambai-lambai tak
terkesan terdapat sebuah kehidupan ramai. Tetapi ketika memasuki desa, setiap
pendatang akan terkesima menyaksikan jumlah penduduk yang memadati hampir
seluruh sudut desa.
Di desa ini bermunculan lembaga pendidikan Islam yang bertebaran
dari segenap ujung desa. Diyakini bahwa keberadaan para penuntut ilmu dari luar
desa Ganjaran membuat keramaian wilayah desa ini kian bertambah. Hal ini
dibuktikan fakta bahwa kondisi desa begitu terasa sepi diasumsikan karena
bertepatan dengan waktu liburan sekolah atau pesantren.
Tulisan singkat ini ditujukan untuk meneropong berbagai kemungkinan
cita-cita sebagian pihak agar desa Ganjaran menjelma sebagai desa santri, baik
dari sisi kondisi, potensi maupun kekurangan. Tentu ulasan ini hanya sekian
noktah dari sebegitu banyak sub tema dan pokok wacana yang perlu perbincangkan,
didiskusikan dan presentasi lebih dalam dan matang berkaitan dengan harapan
supaya desa Ganjaran benar-benar tercipta menjadi "kampung santri".
Menakar Potensi.
Perkembangan agama Islam di desa Ganjaran benar-benar mencengangkan
bila dipandang dari sudut pertumbuhan lembaga pendidikan dan tempat-tempat
ibadah.
Pesantren-pesantren di desa ini bisa dijabarkan sebagai berikut:
[01] PP Raudlatul Ulum I (PPRU I)
[02] PP Jarlaok (Al-Mubarok)
[03] PP As-Senamiyah (PPRU II)
[04] PP Al-Azhar
[05] PP Mansyaul Ulum
[06] PP Hikmatul Hasanah
[07] PP Tahfidzil Qur'an
[08] PP Tarbiyatul Banat
[09] PP Nurul Hikmah
[10] PP Nurul Ulum (PPRU III)
[11] PP Miftahul Ulum (PPRU IV)
[12] PP Al-Bukhori (PPRU V)
[13] PP Al-Fudloli
[14] PP Hidayatul Mubtadi'in (PPRU VI)
[15] PP Zainul Ulum
[16] PP Al-Falah
Sedangkan masjid di Ganjaran ada:
(01) Masjid Zainal Alim
(02) Masjid Asy-Syafi'iyah
(03) Masjid Al-Bukhori
Tahun ini (2016) masjid bertambah satu lagi yang dipandegani Kiai
Wahidi Zainullah melalui proses musalla yang diancang tempat ibadah Jumat.
Semarak Islam semakin terlihat berbinar dengan ditumbuh-kembangkannya
musalla yang menjamur di berbagai sudut kampung di desa Ganjaran. Hampir-hampir
tidak ada ruas jalan dan gang tanpa dibangun tempat ibadah umat muslim itu.
Suara azan, takbir, tahmid dan salawat serta alunan "pujian-pujian"
yang saling bersahutan menampakkan jumlah musalla cukup menggembirakan.
Tidak kalah dengan pesantren dan tempat ibadah, lembaga pendidikan
formal (sekolah, madrasah dan diniyah) juga bertebaran di desa ini. Uraiannya
dapat dipilah sebagai berikut:
Sekolah Tingkat Pra TK dan Taman Kanak-kanak:
(01) PAUD Al-Falah
(02) PAUD Mansyaul Ulum
(03) PAUD Al-Hidayah [dalam proses pengajuan]
(04) RA Raudlatul Ulum
(05) RA Mansyaul Ulum
(06) RA Al-Falah
(07) RA Al-Hidayah
Di tingkat ini terdapat beberapa lembaga pendidikan Al-Qur'an:
(01) TPQ Dauq (Dirasah Awaliyah fi Ulumil Qur'an) di PP Miftahul
Ulum (PPRU IV)
(02) TPQ Al-Qoffal
(03) TKQ-TPQ Durrotul Athfal
(04) TPQ Al-Hidayah
Sekolah Tingkat Dasar:
(01) MI Raudlatul Ulum
(02) MI Mansyaul Ulum
(03) MI Zainul Ulum
(04) SD Plus NU Al-Fudloli
(05) SDI Al-Falah
Sekolah tingkat dasar ini ditambah dengan adanya SDN Ganjaran.
Sekolah Tingkat Menengah Pertama
(01) MTs Raudlatul Ulum putra-putri
(02) MTs Mansyaul Ulum
(03) MTs Zainul Ulum
(04) SMP Pesantren Raudlatul Ulum
(05) SMP Plus NU Al-Fudloli
(06) SMP Al-Falah
Sekolah Tingkat Menengah Atas
(01) MA Raudlatul Ulum putra-putri
(02) MA Mansyaul Ulum
(03) MA Zainul Ulum
(04) SMA NU Al-Fudloli
(05) SMK Al-Khozini
(06) SMK Al-Falah
(07) SMK NU Al-Fudloli
Selain sekolah dengan segala jenjangnya, di desa Ganjaran juga
tersedia Madrasah Diniyah (Madin) dengan segala tingkatannya. Mayoritas
keberadaan Madin ini berada di dalam pengelolaan (include) pesantren,
tetapi ada pula yang terbangun di naungan yayasan di luar pesantren. Uraian
Madin bisa dijabarkan:
(01) Madin Raudlatul Ulum
(02) Madin Mansyaul Ulum
(03) Madin Miftahul Ulum (PPRU IV) (04) Madin Durrotul Athfal
(05) Madin NU Al-Fudloli
(06) Madin Al-Hidayah
(07) Madin As-Sanamiyah (PPRU II)
(08) Madin Raudlatul Mubtadi’in (PPRU VI)
Daftar Madrasah Diniyah ini
mungkin belum mencakup beberapa yang belum teridentifikasi oleh penulis.
Desa Ganjaran benar-benar tampil sebagai pedesaan orang-orang taat
beragama. Kondisi demikian ini ditandai dengan wujudnya jam'iyah tahlil dan salawat
di kampung-kampung yang bertebaran dan diikuti oleh masyarakat di hampir
per-RT. Komunitas yang dikenal dengan "perkumpulan tahlilan" atau
"perkumpulan salawatan" itu diselenggarakan secara berkala, baik
mingguan, per setengah bulan, maupun pertahun yang ditempatkan secara bergilir
antar anggota sesuai kesepakatan atau permintaan tuan rumah yang sedang
mempunyai hajat. Belum lagi, adanya tahlil kematian yang diadakan sampai tujuh
hari, empat puluh hari atau haul kian meningkatkan riuh kegiatan ritual di
tengah-tengah masyarakat.
Di samping itu, desa Ganjaran juga memilki tiga majelis salawat
bersifat kolosal:
(01) Majelis Shalawat Hubbun Nabi
(02) Majelis Shalawat Al-Banjari
(03) Majelis Tobatan JTQ
(04) Majelis Shalawat Nurul Mustofa
Mengkalkulasi Berbagai Indikator.
Prospek desa Ganjaran menjadi desa santri memang terbuka banyak
kemungkinan. Salah satu indikasi ke arah sana dapat disimpulkan dari apa yang
disebutkan oleh Alm. KH. Qosim Bukhori dalam sebuah kesempatan dengan
mengatakan bahwa desa Ganjaran merupakan mercusuar ilmu pengetahuan. Menurut
Pengasuh PP. Raudlatul Ulum 2 Putukrejo Gondanglegi Malang itu, hal itu dapat
ditilik dari adanya para ulama besar yang berdomisili di desa ini. Sebut saja
di masa awal terdapat KH. Zainal Alim (kiai Tombu) dan KH. Bukhori Ismail (kiai
Masjid). Kemudian lahir di masa berikutnya Habib Muhammad Al-Jufri (Habib Mo'),
KH. Yahya Syabrawi, KH. Zainullah Bukhori, KH. Senamah, KH. As'ad, KH. Qoffal
Syabrawi, KH. Nasir dan para tokoh yang lain. Sejarah para alim terus berlanjut
para periode KH. Kholili Nawawi, KH. Khozin Yahya, KH. Mursyid Alifi, KH. Abdul
Hannan As'ad, KH. Ismail Bukhori, KH. Fudloli Bukhori dan lain sebagainya.
Kini, tongkat estafet perjuangan dakwah Islam di desa Ganjaran
tetap diperteguh oleh para penerus masing-masing pengasuh pesantren di bawah
bimbingan KH. Mujtaba Bukhori, selaku sesepuh di desa ini. Generasi penerus
para tokoh ulama zaman terdahulu semakin kuat saat muncul kader-kader muda yang
memiliki pengetahuan luas dan kualifikasi latar belakang pendidikan yang
beragam. Kondisi demikian menggambarkan bahwa sisi SDM yang berada di desa
Ganjaran benar-benar komprehensif dari segala aspek.
Melihat geliat keagamaan masyarakat Ganjaran yang tercermin dari
berbagai kegiatan religi dan pusat-pusat pendidikan merupakan indikator yang
menunjukkan bahwa keberadaan desa ini patut diwacanakan sebagai "desa
santri" di wilayah Malang Selatan.
Kendatipun desa Ganjaran menjadi lumbung kegiatan dan lembaga
Islam, tetapi eksistensi lembaga pendidikan Islam di desa ini belum nampak
tumbuhnya sistem pendidikan terintegrasi (integrated educational system)
antar pesantren dan lembaga pendidikan Islam sehingga terkesan arah pendidikan
masing-masing masih sangat parsial sesuai kebijakan pengelolanya. Hubungan
antar pesantren dan lembaga pendidikan Islam masih bersifat historis belaka.
Tema besar mengusung desa ini menjadi sumbu kehidupan pesantren belum tercakup
dalam program jangka panjang.
Apalagi secara kultural selama ini eksistensi pesantren dan lembaga
pendidikan Islam menegasikan terbentuknya kelas-kelas baru dalam strata sosial
sehingga tampak sekali muncul dunia lain yang begitu sangat eksklusif di tengah
tatanan kehidupan masyarakat desa Ganjaran. Aktivitas kalangan pesantren dan
lembaga pendidikan Islam merupakan potret dari interaksi yang terpisah antara
dunia pesantren dan lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat. Kepedulian
terhadap anak putus sekolah, kaum dluafa', orang-orang papa dan pihak di bawah
garis kemiskinan belum terjamah secara sempurna oleh pesantren dan lembaga
pendidikan Islam. Mereka begitu asyik dengan dunianya sendiri. Walaupun
pesantren dan lembaga pendidikan Islam menoleh kepada persoalan-persoalan kemasyarakatan,
masih bersifat parsial, belum dirumuskan secara baku bagi pesantren dan lembaga
pendidikan Islam untuk kemudian bersama-sama melakukan gerakan pemberdayaan.
Lebih-lebih bila rumusan pemberdayaan yang dibidani pesantren dan lembaga
pendidikan Islam dikolaborasikan dengan program desa bersama Kepala Desa dan aparatnya,
maka impian desa Ganjaran diproyeksikan sebagai "desa santri" bukan
tidak mungkin menjadi kenyataan.
Penutup
Di luar potensi, kelemahan dan indikasi-indikasi yang di miliki
desa Ganjaran, mewacanakan desa ini untuk diancang sebagai "desa
santri" di daerah Malang Selatan pantas untuk mendapatkan perhatian semua
pihak.
Meskipun butuh eksplorasi mendalam karena ragam indikasi desa
Ganjaran menuju "desa santri" dalam tulisan ini hanyalah sekelumit
dari sekian banyak yang belum tersingkap, tetapi data-data di atas sudah cukup
dijadikan pijakan awal menggali lebih luas tentang desa ini.[]
Sumber Gambar: