Sunday, June 15, 2014

Pendidikan Karakter untuk Masyarakat Marginal

credit photo: here.

Oleh: Muhammad Ilyas

Pada tanggal 07 Juni 2014 HIMA DIPSOS (Himpunan Mahasiswa Pendidikan) IPS UNY mengadakan acara talk show yang bekerjasama dengan IIWC (Indonesia International Work Camp) dan IYHPS (Indonesian Young Health Proffesional Society). IIWC adalah organisasi di bawah UNICEF yang bergerak  di bidang pendidikan untuk anak-anak. Konsentrasi IIWC ini adalah mengadvokasi anak-anak yang berada di wilayah prostitusi. Anggota IIWC ini terdiri dari beberapa mahasiswa di seluruh dunia, di antaranya  dari Jepang, Polandia, Jerman, Slovakia, Malaysia, Amerika Serikat, dan negara lainya.

IYHPS adalah organisasi para dokter atau petugas medis muda yang ada di Indonesia. Anggota IYHPS ini terdiri dari lulusan Universitas ternama di Indonesia, seperti UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada) dan Poltekes ternama di Nusantara.

Kerjasama ini sebenarnya berangkat dari kegelisahan teman-teman UNY ketika melihat masyarakat yang terpinggirkan, terutama mereka yang tinggal di wilayah prostitusi. Banyak stigma masyarakat yang menurut penulis bersifat subyektif sehingga perlu adanya penjelasan terhadap masalah ini. Mereka adalah saudara kita yang harus dikasihani, bukan untuk dipukuli dan diintimidasi. Sebenarnya kami tidak terlalu fokus terhadap keadaan sosial dan budayanya,  tetapi yang kami soroti adalah masalah pendidikan anak-anak yang berada di wilayah itu. Kita ingin mendapatkan informasi yang jelas dan tidak memihak.

Thursday, June 12, 2014

Pulang


photo credit: here.

Oleh: Irham Thariq



Menyitir tulisan teman: ciri masyarakat industri adalah mereka merantau dan mempunyai kampung halaman. Hanya untuk pulang, seorang kadang menunggu cuti panjang atau saat momen lebaran tiba. Kata pulang pun menjadi barang langka diwujudkan.

Pulang bagi masyarakat industri ini sebenarnya tidaklah seberapa jika dibandingkan makna Pulang dalam novel Leila S Chudori. Dalam novel wartawan senior Majalah Tempo ini, hanya untuk pulang, seorang membutuhkan puluhan tahun cucuran darah dan derai air mata. Itu hanya untuk mewujudkan kata yang bisa diucapkan hanya dalam waktu dua detik ini.

Sunday, June 1, 2014

Periodeisasi Daulah Bani Abbasiyah



photo credit: here
Oleh: Abdurrohim Said

Pendahuluan 
Masa Daulah Abbasiyah adalah masa keemasan Islam atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendekiawan-cendekiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Banî ‘Abbâs mewarisi imperium besar Bani Umayah. Hal ini memungkinkan mereka dapat mencapai hasil lebih banyak, karena landasannya telah dipersiapkan oleh Daulah Bani Umayah yang besar.

Selain itu, perubahan tatanan negara juga ditengarai perubahan iklim sosial, pemerintahan, sampai politik. Hal ini dikarenakan selama 5 abad lebih kekuasaan Abbasiyah terdapat gesekan politik pemerintahan yang tidak menentu. Pada satu fase mungkin nampak stabil, dikarenakan kekuasaan secara penuh berada di tangan penguasa (khalifah). Namun pada fase yang lain, justru kekuasaan penguasa semakin melemah karena beberapa faktor baik internal maupun eksternal.

Abbasiyah, yang notabene merupakan dinasti yang memiliki kekuasaan dalam rentang waktu yang cukup lama dibandingkan dinasti yang lain, membuat penulis tertarik untuk mengulas sekilas tentang politik, ekonomi, administrasi, pemerintahan dan lain sebagainya.
Powered by Blogger.

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top