Liga
Inggris merupakan Liga terpanas di jagad raya. Beberapa bintang dunia berlaga
di Negeri Elizabeth ini. Terbukti persaingan liga ini menjadi hal yang
ditunggu-tunggu. Kejutan demi kejutan pun mengalir begitu deras. Mulai transfer
pemain termahal Dunia Paul Pogba dengan angka pembelian fantastik yaitu Rp. 2,1
Triliun. Pelatih terbaikpun didatangkan seperti Conte, Pep Guardian Ola, dan
kepindahan The Special One. Selain pelatih, liga Inggris juga penuh
kejutan, juara bertahan adalah Leicester City, Club ini tidak diperhitungkan,
dan dipandang sebelah mata. Tidak hanya itu kompetisi di liga Inggris penuh
dengan drama dan sulit untuk ditebak. Itulah secuil alasan mengapa Liga Inggris
lebih menarik dari pada liga lainnya di Dunia.
Karakter
Liga Inggris berbeda dengan liga-liga lain di Benua Eropa, seperti LA Liga. LA
liga ini kalau di terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah (bukan liga), yah
karena kata LA Liga ini diadopsi dari bahasa Arab. Hal ini memang benar adanya,
kompetisi di sini sudah bisa ditebak juaranya sejak dua tahun yang lalu, yah
kalau tidak Duo Madred ya Barcelana. Dan hampir menutup kemungkinan klub lain
bisa juara, nah teori hegemoninya Gramsci sangat relevan dalam kasus ini.
Sudahlah
untuk menjadi benar dan menjadi yang terbaik bukan berarti merendahkan dan
menghina liga lain (karena akhir-akhir ini banyak kelompok yang suka
menyalahkan yang lain, dengan konsep the
other isn’t me). Kita tetap fokus saja pada sosok guru teladan kita, Conte.
Beliau datang ke Stanford Bridge saat keadaan kacau balau, dan Chelsea berada
di papan tengah Premier League. Komposisi pemain yang sangat sederhana, dan
minimnya belanja pemain. Inilah yang menjadi ujian terberat dari sosok Guru
Conte.
Jika
kita belajar Sosiologi Dasar, kita akan bertemu dengan sosok August Comte yang
melahirkan teori positivis. Nah begitu juga Antonio Conte yang membawa efek
positif bagi Chelsea hal ini karena terdapat inisial yang sama yaitu sama-sama
(AC), nah jika dihubungkan lagi AC (Air Condisioner) adalah alat
pendingin ruangan. Jadi kesimpulannya Antonio Conte merupakan guru yang
bertangan dingin dan mampu untuk membina anak asuhnya menjadi yang terbaik
(gatukisasi ini bukan konspirasi, tapi berdasarkan analisis tajam penulis).
Antonio
Conte adalah sosok yang mendapatkan titah langsung untuk membawa Klub Chelsea
ke puncak kejayaannya. Beliau adalah sosok yang mampu mengubah kekurangan
menjadi kelebihan. Misalnya formasi Chelsea yang tidak lazim di Premier League
dengan menerapkan 3-4-3. Formasi ini dianggap tidak sesuai dengan karakter liga
Inggris, tetapi pada kenyataannya Chelsea meraih kemenangan demi kemenangan.
Inovasi inilah yang harus diakui bahwa Antonio Conte mampu menerawang dan meracik
pemain yang baru ia kenal dengan sangat bagus. Hal ini tidak dimiliki oleh
pelatih lain, bahkan pelatih sebelah, Pep Guardian Ola.
Yang
mulia Antonio Conte juga mampu menempatkan pemain sebagaimana mestinya, atau
kita kenal dengan istilah right man in
the right place. Beliau mampu membaca karakter Eden Hazard sebagai pemain
yang diberi keluasaan tempat, sehingga tidak melulu di kiri, melainkan bisa di
tengah dan di mana-mana. Cesc Fabregas juga diberikan peran yang sangat
krusial, mengatur serangan, dan memberi suplai bola-bola pada mas Diego Costa
untuk menjebloskan ke gawang lawan, hal ini dibuktikan dengan ia menjadi top
skor sementara liga ini. Kurang afdal jika tidak membahas peran dari Moses dan
Willian, kedua pemain ini bertugas mengobrak abrik pertahanan lawan, ditambah
lagi dengan kemampuan Eden Hazard yang sangat memukau, sehingga lawan tak mampu
berbuat banyak jika ketiganya ini bergerak, baik dengan bola atau tanpa bola.
Pada
intinya kehadiran Antonio Conte merupakan berkah bagi khazanah Pendidikan. Dia
ibarat guru yang mampu membawa peserta didiknya from zero to hero. Dan mampu menguasai psikologi anak asuhnya,
sehingga mampu bertranformasi menjadi klub yang disegani karena formulasi yang
sangat brilian dari tangan sang pelatih. Nah sosok Antonio Conte inilah yang
diperlukan bagi dunia pendidikan, tidak perlu input yang bagus untuk mencetak
output yang bagus.
Inovasi-inovasi
terbaru dan kemampuan sang gurulah yang harus ditingkatkan, dan sebagai
perancang dari suksesnya peserta didik inilah guru diuji. Keberhasilan peserta
didik adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk seorang guru. Hal ini terlihat
ekspresi kegembiraan Conte yang meloncat-loncat ketika anak asuhnya
menjebloskan bola ke mulut gawang, dan terkadang mengajak penonton untuk lebih
bersorak ria, itulah terkadang yang diperlukan. Kita menghargai keberhasilan
dan memperbaiki kesalahan, bukan mencela atau menyesatkan seperti para politisi
kita.[]
Sumber gambar: l3o_