Monday, July 14, 2014

Pada Titik Takdir


photo credit: here

Oleh: Muhammad Madarik

Hampir lima tahun yang lalu peristiwa yang amat menyayat hati Ila, panggilan akrab Akilah, itu terjadi. Setiap kali kejadian itu hadir di pelupuk mata, setiap kali itu pula butiran bening yang mengalir di pipi Ila tak kuasa dibendung. Perempuan yang mulai kelihatan menua karena sakit yang dideritanya sedikit demi sedikit merenggut paras ayunya, kendati sisa-sisa kecantikan wajahnya tidak dapat didustakan oleh siapapun yang memperhatikan dengan seksama.

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan,
Sayang engkau tak duduk di sampingku, kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan di tanah kering bebatuan
oo ooh oo ooh

Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menambah kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti saksi gembala kecil menangis sedih
ooh

Kawan coba dengar apa jawabnya ketika kutanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita 
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita 
coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
oo ooh oo ooh

Di atas kursi roda, Ila duduk sambil melihat langit-langit ruang tamu dengan tatapan kosong. Masa lalu itu kembali terngiang di antara sisi-sisi pikirannya bersama suara Ebiet G. Ade yang mendayu dari tape recorder di sampingnya.

Sunday, June 15, 2014

Pendidikan Karakter untuk Masyarakat Marginal

credit photo: here.

Oleh: Muhammad Ilyas

Pada tanggal 07 Juni 2014 HIMA DIPSOS (Himpunan Mahasiswa Pendidikan) IPS UNY mengadakan acara talk show yang bekerjasama dengan IIWC (Indonesia International Work Camp) dan IYHPS (Indonesian Young Health Proffesional Society). IIWC adalah organisasi di bawah UNICEF yang bergerak  di bidang pendidikan untuk anak-anak. Konsentrasi IIWC ini adalah mengadvokasi anak-anak yang berada di wilayah prostitusi. Anggota IIWC ini terdiri dari beberapa mahasiswa di seluruh dunia, di antaranya  dari Jepang, Polandia, Jerman, Slovakia, Malaysia, Amerika Serikat, dan negara lainya.

IYHPS adalah organisasi para dokter atau petugas medis muda yang ada di Indonesia. Anggota IYHPS ini terdiri dari lulusan Universitas ternama di Indonesia, seperti UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada) dan Poltekes ternama di Nusantara.

Kerjasama ini sebenarnya berangkat dari kegelisahan teman-teman UNY ketika melihat masyarakat yang terpinggirkan, terutama mereka yang tinggal di wilayah prostitusi. Banyak stigma masyarakat yang menurut penulis bersifat subyektif sehingga perlu adanya penjelasan terhadap masalah ini. Mereka adalah saudara kita yang harus dikasihani, bukan untuk dipukuli dan diintimidasi. Sebenarnya kami tidak terlalu fokus terhadap keadaan sosial dan budayanya,  tetapi yang kami soroti adalah masalah pendidikan anak-anak yang berada di wilayah itu. Kita ingin mendapatkan informasi yang jelas dan tidak memihak.

Thursday, June 12, 2014

Pulang


photo credit: here.

Oleh: Irham Thariq



Menyitir tulisan teman: ciri masyarakat industri adalah mereka merantau dan mempunyai kampung halaman. Hanya untuk pulang, seorang kadang menunggu cuti panjang atau saat momen lebaran tiba. Kata pulang pun menjadi barang langka diwujudkan.

Pulang bagi masyarakat industri ini sebenarnya tidaklah seberapa jika dibandingkan makna Pulang dalam novel Leila S Chudori. Dalam novel wartawan senior Majalah Tempo ini, hanya untuk pulang, seorang membutuhkan puluhan tahun cucuran darah dan derai air mata. Itu hanya untuk mewujudkan kata yang bisa diucapkan hanya dalam waktu dua detik ini.
Powered by Blogger.

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top